Balik Logika IMRaD: 5 Rahasia Menulis Jurnal Ilmiah yang Jarang Diajarkan
Pendahuluan
Menulis karya ilmiah, terutama untuk jurnal, sering terasa kaku, penuh aturan tak terucap, dan sedikit mengintimidasi. Rasanya seperti ada sebuah formula rahasia yang hanya diketahui oleh para senior di dunia akademik. Sebagian besar dari formula tersebut berpusat pada satu struktur standar: IMRaD (Introduction, Methods, Results, and Discussion).
IMRaD adalah format yang menjadi tulang punggung pelaporan penelitian di berbagai bidang, mulai dari ilmu sosial, ilmu alam, hingga teknik. Namun, di balik strukturnya yang terlihat sederhana, IMRaD menyimpan beberapa prinsip yang mengejutkan dan berlawanan dengan intuisi. Memahami prinsip-prinsip ini bukan sekadar soal mengikuti aturan, melainkan tentang berpikir strategis.
Artikel ini akan mengungkap lima aturan paling berdampak dan kontra-intuitif dari format IMRaD. Memahami 'mengapa' di balik aturan-aturan ini akan mengubah Anda dari sekadar penulis menjadi seorang ahli strategi retorika ilmiah.
1: Bagian Paling Penting Justru Paling Jarang Dibaca
Ada sebuah paradoks menarik dalam penulisan ilmiah yang berpusat pada bagian Metodologi (Methods). Bagian ini dianggap sebagai "standar emas" karena harus menyajikan detail yang cukup bagi peneliti lain untuk mereplikasi atau menduplikasi studi tersebut. Tujuannya adalah untuk transparansi dan validitas ilmiah, sehingga bagian ini menuntut ketelitian dan presisi yang luar biasa.
Namun, fakta yang mengejutkan adalah bagian Metodologi "biasanya merupakan bagian yang paling jarang dibaca dari sebuah laporan IMRaD." Pelajaran terpenting di sini adalah tujuan utama penulisan ilmiah tidak selalu untuk dibaca dari kata per kata oleh semua orang, melainkan untuk menciptakan catatan penelitian yang permanen, teliti, dan dapat diverifikasi. Bagian Metodologi adalah bukti dari ketelitian proses penelitian, meskipun audiensnya sangat spesifik. Jadi, saat menulis bagian Metodologi, fokus Anda bukanlah hiburan, melainkan kejujuran dan ketelitian absolut.
2: Pendahuluan Bukan Sekadar Latar Belakang, Tapi Sebuah Argumen
Banyak penulis, terutama yang baru memulai, menganggap bagian Pendahuluan (Introduction) sebagai ringkasan literatur yang sudah ada. Padahal, Pendahuluan yang efektif jauh lebih strategis dari itu; ia adalah sebuah argumen persuasif yang dirancang untuk meyakinkan pembaca akan pentingnya penelitian Anda. Inilah yang membedakan penulis ahli dari pemula.
Struktur Pendahuluan yang paling kuat mengikuti "tiga langkah" retoris untuk membangun argumen tersebut:
- Langkah 1: Memetakan Konteks Penelitian: Menjelaskan kondisi penelitian saat ini dan menunjukkan bahwa topik ini penting atau relevan.
- Langkah 2: Mengidentifikasi Celah Penelitian (Niche): Mengungkapkan adanya 'celah'—ini bisa berupa pertanyaan yang belum terjawab, hasil yang kontradiktif, atau kebutuhan untuk memperluas penelitian sebelumnya.
- Langkah 3: Mengisi Celah Tersebut: Menjelaskan bagaimana penelitian yang Anda lakukan saat ini mengisi celah tersebut dan memberikan solusi atau perspektif baru.
Dengan mengikuti struktur ini, Pendahuluan berubah dari laporan pasif menjadi argumen aktif yang membenarkan mengapa penelitian Anda perlu dilakukan dan patut dibaca.
3: Dosa Terbesar: Menjelaskan Hasil Terlalu Cepat
Salah satu kesalahan paling umum dalam draf laporan IMRaD adalah mencampurkan bagian Hasil (Results) dan Pembahasan (Discussion). Aturannya sangat ketat dan jelas: kedua bagian ini harus dipisahkan secara tegas.
Bagian Hasil hanya boleh melaporkan temuan secara objektif. Anda menyajikan data—baik dalam bentuk teks, tabel, atau gambar—tanpa memberikan interpretasi, komentar, atau penjelasan tentang artinya. Sebaliknya, bagian Pembahasan adalah tempat Anda menafsirkan temuan tersebut, menjelaskan maknanya, dan menghubungkannya dengan penelitian lain. Masalah umum yang sering ditemukan adalah penulis memberikan "komentar dan penjelasan alih-alih hanya melaporkan hasil" di dalam bagian Hasil.
Pikirkan seperti ini dan ingatlah prinsip inti ini:
Di bagian Hasil, Anda hanya melaporkan temuan Anda. Di bagian Pembahasan, Anda mengomentarinya.
Mencampurkan keduanya adalah cara tercepat untuk membuat editor dan peninjau meragukan ketelitian Anda. Pisahkan keduanya dengan tegas. Objektivitas tanpa kompromi ini juga didukung oleh pilihan gaya bahasa tertentu, seperti yang akan kita lihat pada poin berikutnya.
4: Tulis Ringkasan Anda di Urutan Terakhir
Secara logika, Abstrak adalah bagian pertama yang dibaca orang dalam sebuah jurnal. Namun, secara proses, Abstrak harus menjadi bagian terakhir yang Anda tulis. Ini mungkin terdengar tidak konsisten, tetapi ada alasan strategis yang sangat kuat di baliknya.
Alasannya adalah "karena abstrak IMRaD adalah ringkasan singkat dari keseluruhan makalah." Sebuah abstrak yang baik harus mencakup tujuan, metode, temuan utama, dan implikasi penelitian. Anda tidak akan bisa merangkum temuan dan implikasi secara akurat sebelum Anda selesai menulis dan memfinalisasi bagian Hasil dan Pembahasan.
Selain itu, Abstrak juga berfungsi sebagai alat penemuan. Ia harus berisi kata kunci dan frasa yang memungkinkan penelitian Anda mudah ditemukan melalui mesin pencari akademik. Pemilihan kata kunci yang strategis di dalam Abstrak akan menentukan apakah karya Anda akan ditemukan oleh peneliti lain di bidang yang sama.
Hindari kesalahan umum dalam menulis abstrak, yaitu hanya menjelaskan apa yang akan diteliti, bukan apa yang ditemukan. Sebagai contoh:
- Salah: Laporan ini mengkaji penyebab terlalu banyak tidur.
- Benar: Studi ini menemukan bahwa individu cenderung terlalu banyak tidur karena tiga faktor utama: waktu tidur yang terlalu malam, kelalaian menyetel alarm, dan kondisi kamar yang gelap.
5: Suara Pasif Punya Tempatnya di Dunia Sains
Ingat paradoks di awal tentang bagian Metodologi? Salah satu alasan bagian ini sangat presisi dan berfokus pada proses adalah penggunaan 'suara pasif' secara strategis. Hampir semua nasihat penulisan umum menyarankan kita untuk menghindari kalimat pasif (passive voice). Kalimat aktif dianggap lebih kuat dan jelas. Namun, dalam penulisan ilmiah, aturan ini memiliki pengecualian penting.
Dalam bagian Metodologi, kalimat pasif sering kali tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga lebih disukai. Alasannya adalah untuk "menunjukkan penekanan pada prosedur itu sendiri daripada pada peneliti yang melaksanakannya." Penggunaan suara pasif menciptakan nada yang objektif dan berfokus pada proses, yang sangat penting untuk tujuan replikasi. Tujuannya adalah menyoroti 'apa yang dilakukan', bukan 'siapa yang melakukannya'.
Sebagai contoh, "Larutan diaduk dengan lembut" lebih sesuai untuk bagian Metodologi daripada "Saya mengaduk larutan dengan lembut".
Kesimpulan
Format IMRaD bukanlah sekadar seperangkat aturan kaku, melainkan mesin dari dialog dan kepercayaan ilmiah. Setiap bagiannya dirancang secara strategis untuk membangun sebuah argumen yang kredibel: Pendahuluan yang persuasif, Metodologi yang dapat diverifikasi, Hasil yang objektif, dan Pembahasan yang insightful. Kelima "rahasia" yang telah kita bahas—mulai dari paradoks bagian Metodologi hingga penggunaan suara pasif yang disengaja—adalah roda penggerak yang membuat mesin ini bekerja dengan efektif.
Setelah mengetahui 'aturan main' ini, bagaimana cara Anda akan membaca atau menulis sebuah laporan penelitian secara berbeda?